KIMIAWI
Mata tak mampu melihat dan menyadari
Ketika hedonisme menuntun menjadi-jadi
Mencoba melawan tapi nurani takut mengingkari
Seperti hari yang gelap, tanpa cahaya aku menelusuri
Mimpi!
Aku ingin belajar mengukir mimpi
Aku ingin pergi dari sini
Namun akalku semu,terbentur hasrat kimiawi
Terhanyut sugesti ideologi jalur kiri
Lihatlah!
Aku kurus,pipiku cekung,aku licik ,jarang bangun pagi
Ketika berucap rendah aku membayangkan tinggi
Sahabat datang lalu pergi tak terkendali
Aku sepi sendiri
Cukuplah Tuhan,ambillah ini
Aku mau sehat tak sesak napas lagi
Diriku seperti makhluk hitam berjuta misteri
Yang terbang dari ketinggian ketempat paling sunyi kemudian MATI
WARUNG KOPI
Sampailah di tempat terakhir perjalananku
Tempat dimana awal dan akhir jejakku
mencurahkan keluah kesah duniawi
Berbicara lepas menantang pagi
Di Gajahmada no 27,ia berdiri
Sedikit rapuh termakan waktu terkikis generasi
Namun naskah hidup banyak kupelajari disini
Aku belajar bersilahturahmi dan sebuah arti relasi
Warung kopi,kau duniaku
Ku lukis cerita dan kucari baju kehidupan yang PAS untukku
Karna bagiku disanalah keindahan,keindahan murni dari masyarakat pribumi
Tempat berdemokrasi menyuarakan aspirasi dengan bebas tanpa intimidasi